Minggu, 29 Januari 2012

Mendulang Rupiah dari Jahe Merah Instan


 
        Berbekal keterampilan yang diperoleh melalui kegiatan terpadu Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat Sejahtera (P2WKSS), Suhertini atau akrab disapa Tini warga Kampung Sawah, Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor  memberanikan diri membuka usaha olahan seperti kunyit asam dan jahe merah instant. Alhasil, kedua produk buatannya itu mendapat  respon pasar cukup bagus.
    Pada tahun 2003, Tini mulai merintis usaha produk olahan tersebut dengan membenamkan modal hanya sebesar Rp 100 ribu. Modal awal itu, ia gunakan untuk membeli bahan baku seperti jahe merah, kunyit, asam dan gula pasir. Sementara untuk peralatan, ia gunakan peralatan dapur yang biasa dipakainya untuk memasak sehari-hari.seperti parutan, panci, saringan, kompor dan lain-lainnya.
    Semula usaha membuat kunyit asam dan jahe merah instant ini hanya dijalani oleh Tini sendiri, tapi seiring makin meningkatnya permintaan pasar, ia mulai merekrut 10 orang tenaga kerja yang semuannya dari anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati, Kelurahan Tanah Baru. “Usaha ini tentunya bisa membantu rekan-rakan anggota kelompok, terutama dalam meningkatkan ekonomi keluarga,” papar Tini yang mengaku usaha yang ditekuninya itu mendapat perhatian dari pemerintah setempat baik pelatihan maupun bantuan modal usaha.

Produksi     
     Dalam setiap bulan KWT Melati dapat memproduksi jahe merah instant sekitar 15 kg lebih, sedangkan kunyit asam produksinya belum tetap. “Untuk kunyit asam, biasanya kami memproduksi setiap ada pesanan atau kegiatan pameran misalnya,” ucap Tini
    Bahan baku utama untuk membuat jahe merah instant yaitu jehe merah yang cukup umur sekitar 10-12 bulan. Bahan baku tersebut, ia dapatkan dari petani di wilayah Bogor seharga Rp 6.500/kg. Sedangkan bahan baku penunjang diantaranya gula pasir dan air. Produk olahan jahe merah maupun kunyit asam yang diproduksi oleh ibu-ibu KWT Melati ini sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet, karena menurutnya untuk menjaga mutu kesehatan.
    Menurut Tini, untuk membuat jehe merah instant ini tidak begitu sulit, caranya pertama jahe merah dicuci dan dibersihkan selanjutnya dihaluskan dengan cara diparut, tambahkan air kemudian jahe diperas/ disaring. Masukan gula pasir ke dalam sari jahe lalu panaskan hingga mendidih, setelah mengental angkat kemudian diaduk sampai mengkristal/ instant, terakhir jahe instant dihaluskan dan siap dikemas. “Untuk membuat jahe instant sebanyak 0,5 kg, bahan baku yang dibutuhkan 1 kg jahe merah, gula pasir 1,5 kg dan air 6 gelas,” terangnya.

Pemasaran
     Salah satu strategi untuk mempromosikan produk buatannya, Tini selalu mengikuti pameran-pameran, selain itu ia juga gencar memperkenalkan produk tersebut dalam berbagai kegiatan, misalnya kegiatan PKK. Dengan cara berpromosi seperti itu, menurut Tini produk buatannya itu bisa banyak dikenal oleh masyarakat luas dan omset penjualannya pun jadi meningkat.
     “Alhamdulilah produk olahan ini mendapat  respon baik dari konsumen. Banyak teman-teman seperti kalangan ibu-ibu PKK yang membeli olahan ini, bahkan tidak sedikit dari mereka yang menjadi langganan tetap,” ujar Tini.
    Selain dipasarkan melalui berbagai kegiatan, jahe merah instan buatannya itu yang diberi merk Assyifa, ia jual juga dengan cara dititipkan di sejumlah warung-warung yang berada di wilayah Bogor, dengan harga produk per pak isi 10 bungkus Rp 10 ribu, sedangkan untuk harga eceran Rp 1.000 per bungkus. Produk yang dijual di warung-warung ini ternyata menunjukan hasil yang cukup bagus, dalam seminggunya bisa terjual sekitar 20 pak.
     Untuk mensiasati persaingan produk olahan yang semakin ketat, kiat Tini adalah dengan menampilkan model kemasan yang eklusif. “Dalam waktu dekat ini kami akan memproduksi jahe instant dengan model kemasan yang lebih rapi, hal ini supaya bisa lebih menarik pembeli” kata Tini yang juga selaku ketua KWT Melati.  (fir/gesit)

2 komentar: